Sejak dikumandangankan proklamasi kemerdekaan, bendera
Merah Putih berkibar dimana-mana. Di samping itu, pekik “Merdeka” menjadi salam
nasional. Keadaan itu mengambarkan dukungan luas rakyat terhadap proklamasi
kemerdekaan.
1)
Tindakan Heroik Terhadap Jepang
Tindakan terhadap Jepang terutama untuk merebut dan
melucuti senjata-senjata Jepang. Tujuan melucuti senjata Jepang :
a. Mendapatkan
senjata untuk modal perang.
b. Mencegah
senjata Jepang agar tidak jatuh ke tangan sekutu.
c. Mencegah
agar senjata Jepang tidak digunakan untuk membunuh rakyat.
Tindakan heroik terhadap
jepang:
1. Pertempuran
di Surabaya dan sekitarnya
Selama bulan September 1945, rakyat dan BKR merebut
senjata di gudang mesiu Don Bosco. Merebut kompleks penyimpanan senjata dan
pemancar radio di Embong, Malang. Dan pada tanggal 1 Oktober 1945, rakyat
merebut Markas Kompetai (polisi rahasia) yang dianggap lambing kekejaman
Jepang.
2. Pertempuran
di Yogyakarta
Pada tanggal 26 September 1945, para pegawai
pemerintah dan perusahaan yang dikuasai Jepang mengadakan aksi mogok. Mereka
memaksa pihak Jepang untuk menyerahkan semua kantor kepada pihak Indonesia.
Tindakan itu diperkuat oleh Komite Nasional Indonesia daerah Yogyakarta yang
mengumumkan berdirinya pemerintah RI di Yogyakarta. Pada tanggal 7 Oktober
1945, rakyat dan BKR merebut tangsi Otsukai Butai.
3. Pertempuran
Lima Hari di Semarang
Pertempuran Lima Hari di Semarang merupakan
pertempuran besar yang terjadi setelah Jepang menyerah kepada Sekutu.
Pertempuran ini terjadi pada tanggal 15 – 20 Oktober 1945. Pertempuran Lima
Hari di Semarang diawali dari peristiwa kaburnya para tawanan bekas tentara
Jepang yang akan dijadikan buruh pabrik di daerah Cepiring. Kaburnya
tentara-tentara Jepang ke wilayah Semarang ini menimbulkan ketakutan pada diri
rakyat Semarang. Apalagi kemudian Jepang menguasai pusat persediaan air yang
ada di daerah Candi. Keadaan semakin meresahkan rakyat saat tersiar desas-desus
bahwa Jepang telah meracuni persediaan air minum di daerah Candi. Untuk
membuktikan desas-desus itu, Dr. Karyadi memberanikan diri untuk memeriksa air
minum tersebut. Ketika sedang melakukan pemeriksaan, ia ditembak Jepang dan
kemudia gugur. Peristiwa ini menimbulkan amarah rakyat sehingga berkobarlah pertempuran
Lima Hari di Semarang. Dalam pertempuran tersebut, sebanyak 2. 000 rakyat
Semarang menjadi korban dan 100 orang Jepang tewas.
Pertempuran ini berhasil diakhiri setelah pimpinan TKR berunding dengan
pasukan Jepang. Usaha perdamaian tersebut akhirnya lebih dipercepat setalah
pasukan Sekutu (Inggris) mendarat di Semarang pada tanggal 20 Oktober 1945.
Untuk selanjutnya, pasukan Sekutu menawan dan melucuti senjata Jepang.
4. Pertempuran
di Kalimantan
Di Kalimantan dukungan Proklamasi Kemerdekaan dilakukan
dengan berdemokrasi, pengibaran Bendera Merah-Putih dan mengadakan rapat-rapat.
Pada 14 November 1945 dengan beraninya sekitar 8000 orang berkumpul di komplek
NICA dengan mengarak Bendera Merah-Putih.
5. Pertempuran
di Makassar
Para pemuda mendukung Gubernur Sulawesi, Dr. Sam
Ratulangi dengan merebut gedung-gedung Vital dari tangan polisi. Di Gorontalo
para pemuda berhasil merebut senjata dari markas-markas Jepang pada 13 Sepember
1945. Di Sumbawa pada bulan Desember 1945, rakyat berusaha merebut markas-markas
Jepang. Pada 13 Desember 1945 secara serentak para pemuda melakukan penyerangan
terhadap Jepang.
6. Pertempuran
di Aceh
Di Aceh pada 6 Oktober 1945 para pemuda dan tokoh
masyarakat membentuk Angkatan Pemuda Indonesia (API). 6 hari kemudian Jepang
melarang berdirinya organisasi tersebut. Pimpinan pemuda menolak dan timbulah
pertempuran. Para pemuda mengambil alih kantor-kantor pemerintah Jepang,
melucuti senjatanya dan mengibarkan Bendera Merah-Putih.
7. Pertempuran
di Palembang
Di Palembang pada 8 Oktober 1945 Dr. A. K. Gani
memimpin rakyat mengadakan upacara pengibaran Bendera Merah-Putih. Perekutan
kekuasaan di Palembang dilakukan tanpa Insiden. Pihak Jepang berusaha
menghindari pertempuran.
8. Pertempuran
di Sumbawa
Pada bulan Desember 1945, para pemuda Indonesia di
Sumbawa melakukan aksi. Mereka melakukan perebutan terhadap pos-pos militer
Jepang, yaitu terjadi di Gempe, Sape, dan Raba.
2)
Tindakan Heroik Terhadap Sekutu
1. Peristiwa
bendera di Surabaya
Pada tanggal 19 September 1945, terjadi insiden
bendera di hotel Yamato, yaitu peristiwa penyobekan bendera Belanda merah putih
biru, menjadi bendera merah putih. Peristiwa itu disebut Insiden Bendera atau
Insiden Tunjungan.
Lalu, saat terbunuhnya Jenderal Mallaby pada tanggal 28 Oktober 1945, pihak
sekutu menuduh para pemuda Indonesia yang menuduhnya. Inggris mengeluarkan
ultimatum agar pemuda Indonesia yang merasa membunuh menyerahkan diri sampai
batas waktu tanggal 10 November 1945. Karena ultimatum tidak ditanggapi maka
terjadi pertempuran antar Sekutu dengan Arek-arek Surabaya yang dipimpin Bung
Tomo, Sungkono dan Gubernur Suryo untuk mempertahankan Surabaya dari gempuran
sekutu hampir satu bulan lamanya. Akhirnya, tanggal 10 November dijadikan
sebagai Hari Pahlawan.
2. Peristiwa
Bandung Lautan Api
Pertempuran ini terjadi pada tanggal 10 Oktober 1945
di kota Bandung, disebabkan oleh adanya tuntutan sekutu agar para pemuda
menyerahkan senjata dan meninggalkan kota Bandung paling lambat 29 November
1945. Pasukan TRI akhirnya menyerbu Sekutu serta membumi hanguskan kota Bandung
Selatan. Tokoh dalam Bandung Lautan Api diantaranya : Kol. A. H. Nasution, Kol.
Hidayat, Moh. Toha, dan Aruji Kartawinata.
3. Peristiwa
Medan Area
Tentara yang dipimpin oleh Jenderal Ted Kelly mendarat
di Medan dan ternyata diboncengi oleh tentara NICA yang dipimpin oleh Kapten
Westerling. Mereka menuntut para pemuda menyerahkan senjatanya, namun tidak
dipenuhi sehingga terjadi pertempuran pada tanggal 13 Oktober 1945.
4. Pertempuran
Lima Hari di Semarang
Pertempuran Lima Hari di Semarang merupakan
pertempuran besar yang terjadi setelah Jepang menyerah kepada Sekutu.
Pertempuran ini terjadi pada tanggal 15 – 20 Oktober 1945.
Pertempuran Lima Hari di Semarang diawali dari peristiwa kaburnya para
tawanan bekas tentara Jepang yang akan dijadikan buruh pabrik di daerah
Cepiring. Kaburnya tentara-tentara Jepang ke wilayah Semarang ini menimbulkan
ketakutan pada diri rakyat Semarang. Apalagi kemudian Jepang menguasai pusat
persediaan air yang ada di daerah Candi. Keadaan semakin meresahkan rakyat saat
tersiar desas-desus bahwa Jepang telah meracuni persediaan air minum di daerah
Candi.
Untuk membuktikan desas-desus itu, Dr. Karyadi memberanikan diri untuk
memeriksa air minum tersebut. Ketika sedang melakukan pemeriksaan, ia ditembak
Jepang dan kemudia gugur. Peristiwa ini menimbulkan amarah rakyat sehingga
berkobarlah pertempuran Lima Hari di Semarang.
Dalam pertempuran tersebut, sebanyak 2. 000 rakyat Semarang menjadi korban
dan 100 orang Jepang tewas.
Pertempuran ini berhasil diakhiri setelah pimpinan TKR berunding dengan
pasukan Jepang. Usaha perdamaian tersebut akhirnya lebih dipercepat setalah
pasukan Sekutu (Inggris) mendarat di Semarang pada tanggal 20 Oktober 1945.
Untuk selanjutnya, pasukan Sekutu menawan dan melucuti senjata Jepang.
5. Peristiwa
Palagan Ambarawa
Pertempuran ini terjadi tanggal 21 November
sampai 15 Desember 1945. Pertempuran terjadi antara TKR dengan Belanda dan
Sekutu. Pertempuran bermula ketika tentara Sekutu secara sepihak membebaskan
orang-orang Belanda yang ditahan di Magelang dan Ambarawa. Setelah mendapat
bantuan dari Devisi V pimpinan Kolonel Soedirman, pasukan Sekutu dapat dipukul
mundur. Untuk mengenang pertempuran ini, didirikan monument dan museum Palagan
Ambarawa.
6. Pertempuran
Margadana di Bali
Pertempuran ini terjadi di desa Margadana pada tanggal
18 November 1946 yang dipimpin oleh I Gusti Ngura Rai dengan pasukannya Ciung
Wanara. Peristiwa ini terjadi karena menentang pembentukan NIT. Dalam
pertempuran ini, I Gusti Ngurah Rai mengadakan perlawanan habis-habisan
sehingga disebut dengan Perang Puputan.
7. Pertempuran
di Biak
Rakyat Irian (Papua Barat) di berbagai kota di seperti
Jayapura, Sorong, Serui, dan Biak member sambutan hangat dan mendukung
proklamasi kemerdekaan Indonesia. Pada tanggal 14 Maret 1948, terjadi
pertempuran antara rakyat Biak dengan tentara NICA. Peristiwa ini diawali dari
penyerangan tangsi militer Belanda di Sosido dan Biak yang dilakukan oleh
rakyat. Para pemuda yang dipimpin Joseph berusaha mengibarkan bendera merah
putih di seluruh Biak. Serangan itu gagal dan dua orang pemimpinnya
dihukum mati, sedangkan yang lainnya dihukum seumur hidup.
0 komentar:
Posting Komentar