Eksposisi atau paparan merupakan bentuk karangan
yang memaparkan, menjelaskan, menguraikan, atau meberikan ide, gagasan, atau
pendapat penulis dengan tujuan untuk memperluas wawasan pengetahuan pembaca.
Eksposisi adalah suatu karangan yang bertujuan memberikan penjelasan atau
informasi kepada pembaca tentang suatu hal. Oleh karena itu, karangan eksposisi
disebut juga karangan informatif.
Pada karangna eksposisi, informasi yang
dikemukakan dimaksudkan sebagai penjelasan gagasan penulis tentang suatu
hal/objek. Karangan eksposisi bertujuan agar pembaca memperoleh informasi atau
keterangan yang sejelas-jelasnya tentang objek tersebut. Dengan demikian,
tujuan utama karangan eksposisi adalah memberitahu, mengupas, menguraikan, atau
menerangkan sesuatu. Titik perhatian lebih mengarah pada kecerdasan atau akal,
bukan perasaan atau emosi pembaca. Yang harus selalu diingat adalah bahwa
karangan eksposisi sama sekali tidak mendesak atau memaksa orang lain untuk
menerima pandangan atau pendirian tertentu, tetapi semata-mata memberikan
informasi. Umumnya menjawab pertanyaan apa, kapan, di mana, mengapa, dan
bagaimana.
Untuk memaparkan hal yang dikemukakan, tidak
jarang karangan eksposisi menggunakan contoh, grafik, tabel, serta berbagai
bentuk fakta dan data lainnya.
Contoh eksposisi antara lain artikel di surat
kabar, petunjuk dalam label atau kemasan barang, buku cara beternak belut, cara
mengembangbiakkan adenium, dsb.
Paragraf eksposisi dapat dikembangkan dengan
berbagai macam pola pengembangan, diantaranya:
1. Pola pengembangan proses
Proses merupakan suatu urutan dari
tindakan-tindakan atau perbuatan-perbuatan untuk menciptakan atau menghasilkan
sesuatu atau perurutan dari suatu kejadian atau peristiwa. Pada pola
pengembangan proses penulis menjelaskan tiap urutan ke dalam detail-detail yang
tegas sehingga pembaca dapat melihat seluruh proses itu dengan jelas.
Misalnya, bagaimana sebuah mesin bekerja? Bagaimana cara membuat brem?
Jawaban atas pertanyaan tersebut mengacu pada suatu proses.
Kata penghubung yang biasa digunakan pada pola
pengembangan proses adalah mula-mula, lalu, kemudian, setelah itu,
dan sebagainya.
Contoh:
Pohon anggur, di samping buahnya yang
digunakan untuk pembuatan minuman, daunnya pun dapat digunakan sebagai bahan
untuk pembersih wajah. Caranya, ambillah daun anggur secukupnya. Lalu, tumbuk
sampai halus. Masaklah hasil tumbukan itu dengan air secukupnya dan tunggu
sampai mendidih. Setelah itu, ramuan tersebut kita dinginkan dan setelah dingin
baru kita gunakan untuk membersihkan wajah. Insya Allah, kulit wajah kita akan
kelihatan bersih dan berseri-seri.
2. Pola pengembangan definisi
Pada pola pengembangan definisi ini paragraf
dikembangkan dengan memberikan keterangan atau arti terhadap sebuah istilah
atau hal. Di sini kita tidak menghadapi hanya suatu kalimat, tetapi suatu
rangkaian kalimat untuk menjelaskan suatu hal.
Contoh:
Ozone therapy adalah pengobatan suatu
penyakit dengan cara memasukkan oksigen murni dan ozon berenergi tinggi ke
dalam tubuh melalui darah. Ozone therapy merupakan terapi yang sangat
bermanfaat bagi kesehatan, baik untuk menyembuhkan penyakit yang kita derita
maupun sebagai pencegah penyakit.
3. Pola pengembangan contoh/ilustrasi
Sebuah gagasan yang terlalu umum memerlukan
ilustrasi/contoh yang konkret. Dalam eksposisi, contoh-contoh tersebut tidak
berfungsi untuk membuktikan suatu pendapat, tetapi contoh-contoh tersebut
dipakai untuk menjelaskan dan menegaskan ide, gagasan, dan maksud penulis.
Dalam hal ini pengalaman pribadi merupakan bahan ilustrasi/contoh yang paling
efektif dalam menjelaskan gagasan-gagasan umum tersebut.
Kata penghubung yang biasa digunakan pada
pola pengembangan contoh/ilustrasi adalah misalnya, seperti, contoh,
dan sebagainya.
Contoh:
Sebenarnya, kondisi ekonomi kita sudah relatif
membaik. Indikatornya dapat dilihat dari berbagai aspek. Misalnya, dalam bidang
otomotif. Setiap hari kita temukan aneka kendaraan melintas di jalan raya.
Sepeda motor baru, mobil pun baru. Ini menandakan bahwa taraf hidup masyarakat
mulai membaik. Indikator lain seperti daya beli masyarakat akan kebutuhan
sandang, pangan, dan papan. Dalam bidang papan, misalnya, banyak warga
masyarakat yang membangun tempat tinggal yang permanen.
4. Pola pengembangan perbandingan
Pola pengembangan paragraf yang dikembangkan
dengan menggunakan dua sudut pandang perbandingan secara berpasangan, misalnya
unsur kesamaan dan perbedaan, keuntungan dan kerugian, kelebihan dan
kekurangan. Kalimat utama dalam paragraf perbandingan menyatakan dua hal yang
akan dibandingkan. Maksud dari perbandingan itu antara lain untuk menjelaskan
pada suatu penilaian yang relatif mengenai kedua hal yang dibandingkan itu.
Kata penghubung yang biasa digunakan pada pola
pengembangan perbandingan adalah dibandingkan dengan, jika dibandingkan
dengan, daripada, dan sebagainya.
Contoh:
Tema lagu anak-anak zaman dulu lebih
bervariasi dan mengandung pesan-pesan pendidikan yang bermanfaat bagi
perkembangan mental-psikologis anak jika dibandingkan dengan lagu anak-anak
masa kini. Anak-anak zaman dulu telah belajar tentang kebesaran Tuhan
(Pelangi), alam sekitar (Lihat Kebunku), kasih sayang (Oh, Ibu dan Ayah),
transportasi (Tamasya), dan pendidikan (Lihatlah Kawan) melalui lagu-lagu
tersebut. Lagu tersebut mampu mendatangkan kegembiraan juga memperluas wawasan
pengetahuan anak-anak. Dibandingkan dengan lagu-lagu lama, lagu anak-anak zaman
sekarang kurang memiliki variasi tema. Lagu-lagu tersebut kurang memperhatikan
nilai yang ingin ditanamkan pada diri anak dan lebih memperhatikan kebutuhan
pasar. Jadi, temanya bersifat temporer karena mengikuti perubahan selera pasar.
Unsur kesamaan yang masih ditemukan dalam kedua kelompok lagu ini ialah para
pencipta lagu masih berusaha menciptakan irama yang gembira dan ritme yang
sederhana, seperti kehidupan anak-anak itu sendiri.
5. Pola pengembangan pertentangan/kontras
Berbeda dengan pola perbandingan, pola
pertentangan hanya mempertentangkan atau menyatakan perbedaan dari dua hal yang
dibandingkan. Kalimat utama menjelaskan inti perbedaan yang dilihat dari sudut
pandang tertentu, misalnya fungsi, ciri, ukuran fisik, dan sebagainya.
Kata penghubung yang biasa digunakan pada pola
pengembangan pertentangan/kontras adalah berbeda, berbeda dengan, akan
tetapi, tetapi, namun, padahal, sebaliknya, dan sebagainya.
Contoh:
Tugas seorang konduktor pada pergelaran
orkestra di negara-negara barat berbeda dengan kebanyakan konduktor pergelaran
orkestra di Indonesia. Konduktor pergelaran orkestra di negara barat
bertanggung jawab penuh pada kualitas musik orkestra yang ditampilkan. Syarat
utama menjadi konduktor tentu secara musikal harus memiliki wawasan yang luas
dan mendalam, baik secara teoretis maupun praktis. Berbeda dengan konduktor
negara barat, menurut penuturan Widya Kristanti, seperti halnya dirinya, di
Indonesia konduktor untuk orkestra, khusunya yang bersifat populer, umumnya
tidak mempunyai latar belakang akademis. Bahkan lebih dari itu, kebanyakan
konduktor tersebut masih bekerja rangkap sebagai music director ( pimpinan
pergelaran musik) dan masih terkait dengan masalah-masalah prapoduksi dan
produksi pergelaran musik itu sendiri.
6. Pola pengembangan analogi
Pola analogi merupakan perbandingan yang
sistematis dari dua hal yang berbeda tetapi dengan memperlihatkan kesamaan segi
atau fungsi dari kedua hal yang dibandingkan tadi. Jika dalam pola perbandingan
berusaha menunjukkan kesamaan antara dua hal dalam kelas yang sama, tetapi
dalam pola analogi menunjukkan kesamaan antara dua hal yang berlainan kelas.
Kata penghubung yang digunakan dalam pola
pengembangan analogi sama dengan pada pola pengembangan perbandingan.
Contoh:
Struktur suatu karangan atau buku pada
hakikatnya mirip atau sama dengan suatu pohon. Bila pohon dapat diuraikan
menjadi batang, dahan, ranting, dan daun, maka karangan atau buku dapat
diuraikan menjadi tubuh karangan, bab, sub-bab, dan paragraf. Tubuh karangan
sebanding dengan batang, bab sebanding dengan dahan, sub-bab sebanding dengan
ranting, dan paragraf sebanding dengan daun.
7. Pola pengembangan umum-khusus
atau khusus-umum
Pola pengembangan umum-khusus berarti memaparkan
suatu permasalahan bertolak dari suatu pernyataan yang bersifat umum kemudian
berangsur-angsur menyempit ke hal-hal yang bersifat khusus. Hal atau pernyataan
yang bersifat umum berkedudukan sebagai pokok informasi (pikiran utama),
sedangkan hal yang bersifat khusus berkedudukan sebagai informasi tambahan
(pikiran penjelas). Apabila pola ini dibalik, yaitu memaparkan hal-hal yang
bersifat khusus kemudian memuncak pada hal yang bersifat umum, pola
pengembangannya bergeser menjadi khusus-umum.
Contoh:
Sifat konflik di negeri ini sudah mulai
bergeser dari vertikal ke horizontal. Semula konflik vertikal, yaitu konflik
antara rakyat setempat dan pemerintah pusat, hanya terjadi di daerah-daerah
tertentu yang secara historis memang memiliki potensi konflik seperti Aceh dan
Papua. Kini konfliknya berubah sifat menjadi horizontal, yaitu antara sesama
warga masyarakat. Konflik horizontal ini umumnya dipicu oleh suatu isu tertentu
yang entah dihembuskan oleh siapa, kemudian isu tersebut direspon positif oleh
warga masyarakat. Terjadilah pro dan kontra di kalangan warga. Kondisi seperti
ini dimanfaatkan dengan sangat baik oleh mereka yang kita kenal sebagai
provokator.
8. Pola pengembangan klasifikasi
Klasifikasi adalah sebuah proses untuk mengelompokkan
hal-hal atau sesuatu yang dianggap memiliki kesamaan tertentu. Paragraf
eksposisi klasifikasi dikembangkan berdasarkan suatu kategori umum kemudian
diikuti dengan penjelasan anggotanya. Pola pengembangan klasifikasi pada
dasarnya hanya menyebutkan sejumlah kategori menurut sudut pandang tertentu.
Contoh:
Pemerintah akan memberikan bantuan
pembangunan rumah atau bangunan kepada korban gempa. Bantuan pembangunan rumah
tersebut disesuaikan dengan tingkat kerusakannya. Warga yang rumahnya rusak
ringan mendapat bantuan sekitar 10 juta. Warga yang rumahnya rusak sedang
mendapat bantuan sekitar 20 juta. Warga yang rumahnya rusak berat mendapat
bantuan sekitar 30 juta. Calon penerima bantuan tersebut ditentukan oleh aparat
desa setempat dengan pengawasan dari pihak LSM.
9. Pola pengembangan sebab-akibat
Pengembangan paragraf eksposisi dapat pula
dinyatakan dengan mempergunakan sebab-akibat. Dalam hal ini, sebab
bisa bertindak sebagai gagasan utama, sedangkan akibat
sebagai perincian pengembangannya. Atau sebaliknya, akibat
sebagai gagasan utama, sedangkan untuk memahami sepenuhnya akibat itu perlu
dikemukakan sejumlah sebab sebagai perinciannya.
Kata penghubung yang biasa digunakan pada pola
pengembangan sebab-akibat adalah sebab, akibatnya, sehingga, maka,
dan sebagainya
Contoh:
Pada tahun 2002, produksi padi turun 3,85
persen. Akibatnya, impor beras meningkat, diperkirakan menjadi 3,1 juta ton
pada tahun 2003. Sesudah swasembada pangan tercapai pada tahun 1984, pada tahun
1985, kita mengekspor sebesar 371,3 ribu ton beras, bahkan 530,7 ribu ton pada
tahun 1993. Akan tetapi, pada tahun 1994, neraca perdagangan beras kita tekor
400 ribu ton. Sejak itu, impor beras meningkat dan pada tahun 2002 mencapai 2,5
juta ton.
0 komentar:
Posting Komentar